Berapa Lama Memegang Sebuah Saham? (Part 2)

Berapa Lama Memegang Sebuah Saham? (Part 2)

Pada tulisan Berapa Lama Memegang Sebuah Saham? (Part 1), penulis meyampaikan jalan cerita ketika membeli AKPI di bulan Oktober 2020. Pembaca silahkan melihat tulisan part 1 tersebut agar nyambung ketika membaca tulisan part 2 ini. Penulis akan melanjutkan cerita perkembangan AKPI sampai tulisan ini dibuat.

Oktober 2020, imbas krisis covid masih sangat terasa. Harga saham AKPI 284 rupiah ketika penulis membelinya. Pandemi memang sangat mempengaruhi pasar modal. Pandemi menjadi faktor utama penurunan harga saham semua perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Satu-satunya jalan keluar dari krisis pandemi adalah dengan secepatnya menemukan vaksin.

Desember 2020, titik terang mulai terlihat. Indonesia akan menerima kiriman vaksin Sinovac. Tanggal 13 Januari 2020, Presiden Joko Widodo menerima suntikan vaksin. Pasar saham pun merespon dengan baik. Harga saham AKPI naik sampai 600 rupiah.

Dalam jangka waktu 3 bulan saja, investasi penulis di AKPI sudah jadi 2x lipat lebih. Keuntungan ini diperoleh karena penulis yakin dengan jalan cerita yang pertama ketika membeli AKPI. Harga saham jatuh karena krisis covid dan akan kembali naik jika krisis sudah mulai teratasi.

Lantas apakah penulis menjualnya karena sudah untung 2 kali lipat. Tidak, karena masih ada jalan cerita yang kedua, terkait penerimaan klaim asuransi kebakaran.

Penerimaan klaim kebakaran sebesar 28,9 juta dolar diterima secara bertahap. Awal tahun 2021, masih ada klaim sebesar 17,3 juta dolar yang belum diterima. Uang ini yang menjadi alasan penulis belum menjual saham AKPI.

Januari 2021 – September 2021, harga saham AKPI ada di kisaran 500 – 700 rupiah. Tidak ada kejadian signifikan yang menurunkan atau menaikkan harga saham AKPI.

Tanggal 29 November 2021, AKPI merilis laporan keuangan kuartal 3 tahun 2021. Dalam laporan keuangan tersebut, AKPI melaporkan pendapatan lain-lain sebesar 126 milyar rupiah, dimana 8 juta dolar atau 117 milyar rupiah merupakan penerimaan klaim asuransi. Pendapatan lain-lain ini dimasukkan ke dalam penerimaan laba, sehingga laba bersih perusahaan kuartal 3 meningkat. ROE nya ada di angka 12,37% , padahal ROE normal AKPI 5 tahun terakhir biasanya berada di kisaran 4%-5%.

Walaupun peningkatan ROE bukan karena kegiatan operasional, pasar saham tetap mengapresiasi. Harga saham AKPI melonjak sampai 1335 rupiah. Keuntungan penulis di saham AKPI sudah 4 kali lipat lebih. Apakah penulis lantas menjualnya? Tidak, karena masih ada penerimaan klaim asuransi yang belum diterima AKPI sebesar 9,3 juta dolar.

Setelah kenaikan paska laporan keuangan kuartal 3 tahun 2021 dirilis, harga saham AKPI naik turun di kisaran 1000 – 1300 rupiah.

Tanggal 27 Mei 2022, AKPI merilis laporan keuangan kuartal 1 tahun 2022. Dalam laporan keuangan tersebut, AKPI melaporkan telah menerima kembali pembayaran klaim asuransi sebesar 7 juta dolar atau 100 milyar rupiah. ROE perusahaan naik menjadi 30.4%.

Pada hari laporan keuangan kuartal 1 tahun 2022 dipublikasikan, saham AKPI perlahan naik. Kenaikan terjadi selama beberapa waktu dan harganya sampai menyentuh angka 1900 rupiah. Dengan harga sebesar, itu, penulis sudah dapat keuntungan 6x lipat.

Setelah kenaikan signifikan paska laporan keuangan kuartal 1 keluar, saham AKPI bergerak bervariasi di kisaran 1300-1800 rupiah. Akhirnya penulis menjual saham AKPI bulan Agustus 2022 di harga 1500 an. Walaupun masih ada sisa asuransi klaim kebakaran, jumlahnya tidak signifikan.

Dengan setia kepada 2 jalan cerita yang dibuat, penulis mendapatkan keuntungan 6x lipat. Kalau saja tidak ada jalan cerita yang dibuat di awal, mungkin penulis akan langsung menjual saham AKPI ketika harganya naik 2x lipat. Atau penulis akan tetap menahannya sampai sekarang dimana saham AKPI turun kembali ke harga 1200-an rupiah.

Dari cerita penulis tentang saham AKPI, kita dapat mengambil pelajaran bahwa ada 2 manfaat membuat jalan cerita ketika mau membeli sebuah saham. Pertama, kita tidak akan bingung ketika harga saham naik atau turun. Mau tetap dipegang sahamnya atau mau dijual. Selama jalan ceritanya tidak berubah, ya tetap dipertahankan. Kedua, kita dapat menentukan waktu jual yang tepat agar mendapat keuntungan optimal. Ketika jalan ceritanya sudah berakhir, itulah waktunya untuk menjual.