Tantangan dan Peluang Pasar Modal Indonesia Tahun 2025

Tahun 2024 dilalui dunia Pasar Modal Indonesia dengan penuh tantangan. IHSG sempat turun 7.89% di semester 1 dan berakhir dengan penurunan 2.65% year to year di akhir tahun.

Saya menulis kondisi Pasar Modal Indonesia tahun 2024 dalam memoar berikut :
Refleksi Akhir Tahun Pasar Modal Indonesia 2024

Lalu bagaimana di tahun 2025?

 

Tantangan IHSG di tahun 2025

Penulis berpendapat bahwa Bursa Efek Indonesia lebih dipengaruhi oleh arus investasi dari luar negeri daripada kondisi dalam negeri. Perubahan kondisi dalam negeri akan mempengaruhi pergerakan IHSG dalam skala kecil, namun perubahan dari luar negeri bisa membuat IHSG bergerak signifikan. Krisis tahun 1998, 2008, dan 2020 membuktikan hal tersebut.

Saat ini, ada 3 kondisi global yang bisa mempengaruhi pergerakan IHSG secara signifikan :
1.Kebijakan Donald Trump
2.Dinamika geopolitik dunia
3.Perlambatan ekonomi China

 

Kebijakan Donald Trump

Ketika Donald Trump memenangkan pemilihan presiden di bulan November 2024, pasar Amerika Serikat bersorak. Kebijakan Donald Trump yang mengutamakan kepentingan dalam negeri AS menjadi penyebabnya. Para investor terlihat menarik uang mereka di negara-negara berkembang dan memindahkan investasi ke pasar keuangan AS. Akibatnya IHSG rontok.

Tanggal 20 Januari Donald Trump akan dilantik. Jika beliau masih melanjutkan kebijakan dan gaya kepemimpinan seperti ketika menjabat presiden di tahun 2017-2021, maka akan ada 2 hal yang diperkirakan akan terjadi terkait dengan ekonomi.

Pertama, perang dagang dengan Cina akan terulang. Akibatnya ekonomi dunia akan melambat. IHSG akan terseret turun.

Kedua, inflasi AS akan tinggi. Jika inflasi tinggi, The Fed akan mengerem rencana penurunan suku bunga. Jika suku bunga AS tinggi, investor lebih tertarik menaruh uang mereka di pasar keuangan AS. Pasar modal negara berkembang, termasuk Indonesia, akan stagnan bahkan turun.

 

Dinamika Geopolitik Dunia

Banyak pihak, termasuk pemerintah Indonesia, yang menganggap kondisi dunia sedang tidak baik-baik saja. Hal ini dapat dilihat pada 2 perang yang sedang terjadi. Perang Rusia vs Ukraina dan perang di wilayah Timur Tengah.

Dua perang tersebut pada akhirnya bermuara pada pertikaian 2 pihak untuk menjadi pengendali dunia. Dua pihak tersebut adalah AS dan Eropa di satu sisi dan koalisi Rusia, Cina, Iran, Korea Utara di sisi yang lain.

Perang akan membuat rantai pasokan industri terganggu. Ekonomi dunia akan melambat bahkan rusak. Investor akan beramai-ramai menarik uangnya dari pasar keuangan. IHSG pun akan ikut rontok.

 

Perlambatan Ekonomi China

Saat ini kondisi ekonomi China sedang tidak baik. Sepanjang tahun 2024, ekonomi China terus mengalami perlambatan. Padahal ekspor Indonesia paling besar ke China, angkanya mencapai lebih dari 20% total ekspor Indonesia. Setiap 1% perlambatan ekonomi China akan berdampak 0,1% pada perlambatan ekonomi Indonesia.

Perlambatan ekonomi China akan berpengaruh ke IHSG. Di tahun 2015, ketika ekonomi China mengalami perlambatan, salah satu sektor yang terkena imbasnya adalah emiten batubara. Perlambatan ekonomi China menyebabkan penurunan harga batubara karena melemahnya permintaan akibat penurunan kegiatan pabrik. Harga batubara turun, pendapatan ikut turun, lalu harga saham turun.

 

Faktor X

Selain ketiga tantangan diatas yang sudah dapat dilihat sejak akhir tahun 2024, kita tidak boleh melupakan faktor X yang sering terjadi di pasar saham. Faktor X adalah faktor kejutan. Tidak ada yang dapat memprediksinya, tapi terjadi dan mengguncang bursa. Contoh terakhir faktor X yang sangat dahsyat adalah pandemi Covid. Tidak ada yang menduga, tapi terjadi. Meluluhlantakkan pasar modal di seluruh dunia.

Apakah faktor X akan terjadi di tahun 2025?

 

Peluang Bagi Yang Tetap Rasional

Dalam setiap tantangan, dalam setiap krisis, ada peluang.
Jika memang salah satu tantangan diatas akan membuat IHSG kolaps, bisa jadi itu adalah peluang yang sangat baik untuk membeli saham di harga murah.
Akan ada saham perusahaan bagus yang dinilai terlalu murah oleh pasar karena pesimisme berlebihan.
Tidak perlu membeli perusahaan istimewa, cukup membeli saham berharga sangat murah yang kita nilai dapat melewati tantangan bisnis di tahun 2025.

Selamat Tahun Baru 2025.
Sambut Tahun 2025 dengan optimis.
Manfaatkan setiap tantangan menjadi peluang….