Mungkin bagi sebagian pembaca ada yang berpendapat, setelah kita tahu kronologi BRPT menghasilkan keuntungan 125 kali lipat lebih, lalu apa gunanya. Itu kan sudah berlalu. Kalau pun ada kasus seperti BRPT lagi, bagaimana cara mengidentifikasinya, karena banyak kejadian dimana harga saham terjun bebas, tapi tidak kembali lagi ke harga semula.
Ada petuah bijaksana bahwa kejadian-kejadian di sekitar kita hanya pengulangan-pengulangan saja. “Sejarah akan terulang kembali”. Dunia pasar modal pun sering mengalami hal seperti itu. Suatu saat pasar modal sangat baik, 5 tahun kemudian mengalami krisis, lalu baik kembali, lalu di interval yang relatif sama krisis kembali.
Penulis meyakini bahwa jika kita mempelajari banyak kasus seperti BRPT, maka akan didapatkan benang merah. Kita akan mendapatkan ciri-ciri dan perilaku perusahaan-perusahaan yang mengalami penurunan harga saham signifikan lalu rebound kembali.
Poin-poin apa yang bisa kita pelajari dari kasus BRPT. Penulis menemukan beberapa hal.
Jangan Sepelekan Perusahaan Manufaktur
Perusahaan-perusahaan manufaktur seperti BRPT terkadang disepelekan oleh investor karena dianggap kuno, keuntungan operasionalnya kecil, dan kinerjanya tidak stabil. Memang seringkali kinerja sebuah perusahaan manufaktur naik turun tak jelas, tapi sebenarnya disitulah letak peluang kita. Ketika kinerjanya turun, harga sahamnya akan jatuh. Di waktu ini peluang terbaik untuk membeli. Ketika kinerjanya sudah membaik, harga saham pun akan terbang mengikuti.
Belilah di PBV Serendah Mungkin
Ketika harga saham BRPT berada di titik terendah pada bulan Mei 2015, PBV nya hanya 0.08. Dalam sejarah pasar modal Indonesia, sangat jarang ada emiten yang memiliki PBV di bawah 0.01. Jadi ketika ada saham dengan PBV sangat rendah, bisa jadi peluang bagus buat investor.
Hati-Hati Dengan Right Issue
Right issue dengan harga pelaksanaan di bawah harga pasar membuat harga saham BRPT turun kembali ketika sedang mengalami tren kenaikan. Kondisi seperti ini juga terjadi pada beberapa emiten lain. Penulis akan membahasnya secara khusus tentang fenomena right issue di lain tulisan.
Stock Split Adalah Pertanda Baik
Jika sebuah perusahaan mengalami kenaikan kinerja yang kemudian membuat harga sahamnya naik, lalu emiten itu melakukan pemecahan saham, adalah pertanda baik. Dalam sebagian besar kasus, pemecahan saham akan membuat harga saham lebih tinggi lagi. Hal ini disebabkan transaksi saham lebih likuid, ditambah lagi banyak spekulan yang mengincar saham-saham stock split. Selain BRPT, kasus serupa juga terjadi pada saham SMDR paska krisis Covid.
Dari perjalanan BRPT, keempat hal diatas yang paling menonjol. Penulis yakin, pembaca ada yang menemukan hal lain yang dapat kita ambil sebagai pelajaran dari perjalanan BRPT.
Penulis membuka diri untuk diskusi dan pembahasan lebih lanjut. Semoga bermanfaat…..