Krisis di pasar modal datang silih berganti. Krisis terakhir yang masih teringat jelas dalam ingatan kita adalah krisis yang diakibatkan penyebaran virus Covid 19. Krisis berskala global seperti ini mungkin menimbulkan pertanyaan di benak kita. Mungkinkah kita dapat mengetahui sebuah krisis akan terjadi. Mungkinkah kita mengetahui tepat sebelum krisis benar-benar terjadi. Agar dapat mengambil tindakan yang tepat terkait investasi kita di pasar modal.
Dalam dunia pasar modal, ada sebuah parameter yang dapat digunakan untuk mengetahui sebuah krisis akan terjadi. Parameter ini bernama VIX Index. Saya akan membahas apa itu VIX Index, bagaimana sejarahnya, bagaimana cara mengetahui sebuah krisis akan terjadi, dan rekam jejak VIX Index yang secara jitu mengidentifikasi beberapa krisis di masa lalu.
Apa Itu VIX Index
Nama panjang dari VIX Index adalah Volatility Index. VIX Index digunakan untuk mengukur tingkat volatilitas pasar dalam kurun waktu 30 hari ke depan. Jika angka VIX Index tinggi, maka volatilitas pasar modal dalam 30 hari ke depan akan sangat labil. Indeks harga saham akan turun signifikan dan akan terjadi krisis di pasar modal. Begitu juga sebaliknya, jika angka VIX Index rendah, maka kondisi pasar modal dalam 30 hari ke depan akan stabil. Semakin rendah angka VIX Index, semakin stabil pergerakan harga saham di bursa.
VIX Index dalam dunia pasar modal internasional sering juga disebut sebagai “fear gauge”, yang berarti “pengukur rasa takut”. Semakin tinggi nilai VIX Index, semakin takut para investor akan kondisi pasar modal. Ketika ketakutan itu semakin tinggi, yang terjadi adalah kepanikan masal, yang kemudian akan menjadi sebuah krisis.
Sejarah VIX Index dan Cara Menghitungnya
VIX Index diciptakan tahun 1993 oleh CBOE (Chicago Board Options Exchange). Tujuan awal diciptakannya VIX Index adalah untuk mengukur tingkat ekspektasi pasar terhadap volatilitas harga saham di bursa selama 30 hari ke depan. Tahun 2003, CBOE bekerja sama dengan Goldman Sachs menyempurnakan formula menghitung VIX Index.
VIX Index dihitung dengan menggunakan rumus yang cukup rumit. Saya sendiri yang pernah kuliah di jurusan Matematika Terapan agak kesulitan memahaminya. Sedikit yang saya pahami dari penghitungan VIX Index adalah CBOE memasukkan 2 faktor inti ke dalam rumus VIX Index. Dua faktor ini berupa angka opsi beli dan opsi jual di S&P 500. Opsi beli dan opsi jual menggambarkan optimisme dan pesimisme pasar terhadap kondisi pasar modal. S&P 500 adalah kumpulan 500 perusahaan besar di Amerika Serikat. Inilah yang menyebabkan perhitungan VIX Index dianggap akurat dalam menggambarkan volatilitas harga saham dalam 30 hari ke depan. VIX Index pada dasarnya mengukur pesimisme dan optimisme pasar terhadap 500 perusahaan terbesar di Amerika Serikat.
Mengapa VIX Index Digunakan di Seluruh Dunia
Kalau penghitungan VIX Index berdasarkan data dari S&P 500 yang hanya terdiri dari 500 perusahaan di Amerika Serikat, mengapa VIX Index digunakan di seluruh dunia. Jawabannya cukup klise, karena pasar modal Amerika Serikat menjadi kiblat pasar modal di seluruh dunia. Jika pasar modal di New York mengalami volatilitas yang tinggi, hal sama akan berlaku di seluruh dunia. Karena pasar modal di belahan dunia manapun sudah terkoneksi satu sama lain. Aliran dana dari pasar modal berbagai negara saling terhubung. Sebagai contoh di pasar modal Indonesia. Dana dari Amerika Serikat yang ada di pasar modal Indonesia cukup tinggi dan masih menjadi penggerak pasar. Jika volatilitas di pasar modal USA sangat tinggi, investor Amerika Serikat yang memiliki investasi di pasar modal Indonesia akan berbondong-bondong menjual saham.
Cara Menggunakan VIX Index
Bagi saya pribadi, mengetahui detail perhitungan VIX Index bukanlah hal yang utama. Yang paling penting adalah kita bisa menggunakan VIX Index dalam mendukung keputusan investasi.
VIX Index berupa angka yang selalu berubah dinamis. Angka ini mencerminkan volatilitas pasar dalam 30 hari ke depan. Dengan melihat angka VIX Index, kita bisa tahu apakah saat ini pasar sedang stabil, tidak jelas, atau sedang bergejolak. Contohnya saat ini ketika saya menulis, VIX Index ada di angka 17,38. Ini berarti pasar dalam keadaan yang cukup stabil.
Ada beberapa pendapat dari para pelaku pasar terkait kategorisasi VIX Index. Ada yang sederhana, hanya terdiri dari 3 kategori. Ada juga yang membaginya dalam 5-6 kategori. Saya sendiri menggunakan kategori sederhana di bawah ini agar mudah diingat.
1.VIX Index < 20
Volatilitas pasar stabil. Ada penurunan dan kenaikan yang tidak terlalu besar
2.VIX Index 20-30
Pasar mulai kuatir terhadap “sesuatu”. Kita harus langsung mencari “sesuatu” ini apa.
3.VIX Index > 30
Pasar mulai panik karena kekuatiran meningkat. Harga saham akan naik dan turun tajam. Semakin besar VIX Index, penurunan dan kenaikan akan semakin besar.
Rekam Jejak Keberhasilan VIX Index
Pada bagian ini saya akan menunjukkan contoh bagaimana VIX Index dapat memprediksi dengan akurat sebuah krisis akan terjadi.
Bulan Mei 2008, VIX Index ada di kisaran 17-20, menandakan kondisi pasar yang cukup stabil. Bulan Juni 2008, VIX Index perlahan naik ke kisaran 20-25. Bulan Juli 2008, VIX Index naik lagi ke kisaran 25-30. Walaupun sempat turun di bulan Agustus, VIX Index naik kembali di bulan September 2008 hingga menyentuh angka 48,4. Di titik ini, terlihat jelas bahwa pasar mulai panik karena sesuatu. Sesuatu itu, di kemudian hari, kita kenal sebagai krisis keuangan global yang disebabkan kegagalan sub-prime mortgage di Amerika Serikat. Krisis ini dengan cepat menjalar ke seluruh dunia. Bahkan menghancurkan ekonomi beberapa negara. Dalam krisis keuangan global tahun 2008, angka VIX Index tertinggi sebesar 89,53 yang terjadi pada tanggal 24 Oktober 2008.
Bulan Desember 2019, VIX Index ada di kisaran 12-18. Bulan Januari 2020, VIX Index ada di kisaran 12-20. Di bulan Februari 2020, VIX Index mengalami kenaikan. Tanggal 26 Februari 2020, VIX Index naik ke 26,35. Lalu 4 hari berikutnya melonjak ke angka 49,48. Di titik ini, jelas pasar sedang panik. Dan kepanikan itu disebabkan menyebarnya virus Covid 19 ke seluruh dunia. Coba kita perhatikan, virus Covid 19 mulai terdeteksi di akhir Desember 2019, tapi baru menjadi kepanikan di akhir Februari 2020. Dan itu terdeteksi dengan baik oleh VIX Index. Sejarah mencatat, nilai VIX Index tertinggi ketika krisis Covid 19 terjadi pada tanggal 18 Maret 2020 di angka 85,47. Angkanya tidak jauh berbeda dengan rekor tertinggi ketika krisis keuangan global tahun 2008.
Saya pikir 2 contoh diatas sudah cukup untuk menggambarkan efektifitas VIX Index dalam mendeteksi sebuah krisis.
Memanfaatkan VIX Index Untuk Berinvestasi
Ada ungkapan di Wall Street yang berbunyi “When the VIX is high, it’s time to buy. When the VIX is low, look out below.”
Ungkapan diatas secara jelas menyatakan apa yang bisa kita lakukan dalam memanfaatkan VIX Index untuk kepentingan investasi kita. Ketika VIX Index naik drastis, beranilah untuk membeli saham meskipun kondisi pasar modal sedang dilanda kepanikan. Banyak saham yang harganya sangat murah.
Beberapa waktu yang lalu, tepatnya di awal April 2025, VIX Index sempat mengalami kenaikan signifikan. Tanggal 27 Maret 2025, VIX Index ada di 19,28. Tanggal 3 April 2025, VIX Index naik dan menyentuh angka psikologis 30. VIX Index terus naik beberapa hari setelahnya dan menyentuh level 60,13 di 7 April 2025. Penyebab naiknya VIX Index karena kebijakan tarif impor dari presiden USA yang baru terpilih, Donald Trump. Kebijakan Trump dianggap pasar mengobarkan kembali perang dagang yang menjadi kebijakannya ketika menjabat presiden pertama kali. Sebagai investor, ketika VIX Index menyentuh angka 30 di bulan April 2025, menjadi sinyal positif untuk mulai bersiap membeli saham incaran.
Setelah kepanikan di tanggal 4-10 April 2025, pasar mulai tenang. Ini karena Donald Trump menunda berlakunya tarif impor sampai 3 bulan ke depan untuk memberi kesempatan negosiasi bagi negara-negara yang terkena tarif tinggi. Harga saham pun mulai menanjak kembali.
Saya mencatat, jika kita berani membeli saham di kisaran tanggal 4-10 April 2025. Tidak sampai 1 bulan nilai saham rata-rata mencatat kenaikan 20%. Angka yang cukup menggiurkan.
Perlu digarisbawahi bahwa semakin tinggi dan semakin lama VIX Index ada diatas angka 30, semakin besar potensi keuntungan kita. Dengan kata lain, semakin besar krisis dan semakin lama durasinya, semakin besar cuan yang bisa kita raih. Ini sempat terjadi ketika krisis keuangan global tahun 2008 dan krisis penyebaran virus Covid 19 tahun 2020.
Cara Memonitor VIX Index
Saya terbiasa melihat angka VIX Index setiap pagi sebelum bursa kita dibuka jam 9. Ini berguna untuk mengikuti kondisi pasar modal global. Waktu yang dibuthkan untuk melihat VIX Index tidak sampai 1 menit.
Ada banyak cara untuk melihat VIX Index. Cara yang paling mudah dengan menggunakan mesin pencari Google. Ketik saja VIX Index, nanti langsung terlihat angkanya. Tapi cara ini biasanya ada delay beberapa menit dari angka riil yang sedang terjadi di USA. Kalau mau yang real time, saya biasa menggunakan aplikasi dari Investing.com di HP. Tinggal ketikkan VIX Index di bagian search, langsung terlihat angka VIX Index real time.
So, jangan lupa rutin mengecek VIX Index. Karena dari sana ada potensi cuan berlimpah.