Tahun 2025 dibuka dengan muram bagi saham MNCN. Tanggal 2 Januari 2025 harga saham MNCN turun ke Rp276. Kalau melihat sejarah pergerakan harga saham MNCN, harga saham Rp276 cukup memprihatinkan. Ketika zaman Covid pun, harga saham MNCN masih jauh diatas itu, di rentang Rp700-Rp1300. Kalau dilihat lebih ke belakang lagi, harga saham MNCN bahkan sempat menyentuh Rp3160 di tahun 2015.
Di harga Rp276, PBV MNCN hanya 0.2. Bagi perusahaan sebesar MNCN, angka PBV tersebut terbilang sangat rendah.
Penurunan harga saham MNCN mulai terasa di bulan Agustus 2022. Waktu itu harganya masih di kisaran Rp1000, lalu turun berkelanjutan dengan timeline sebagai berikut :
September 2022 : Rp900
Oktober 2022 : Rp800
Januari 2023 : Rp700
Maret 2023 : Rp600
September 2023 : Rp500
November 2023 : Rp400
April 2024 : Rp300
Dari timeline diatas, terlihat harga saham MNCN turun berkelanjutan selama 2 tahun. Apa yang menyebabkan penurunan drastis tersebut?
Penulis mencatat, selama 2 tahun ini ada 3 rentetan kejadian yang menyebabkan penurunan saham MNCN yang dalam. Ketiga penyebab tersebut adalah :
1. Kebijakan ASO (Analog Switch Off) dari pemerintah
2. Rencana merger MNCN dan BMTR yang selalu tertunda
3. Pemegang saham pengendali sering jual beli saham MNCN
Kebijakan ASO (Analog Switch Off) Dari Pemerintah
Pemerintah melalui UU Cipta Kerja Tahun 2020 memutuskan untuk menghentikan semua siaran tv analog di Indonesia dan digantikan dengan tv digital. Migrasi ini, yang kemudian dikenal dengan ASO (Analog Switch Off), ditargetkan selesai di seluruh Indonesia tanggal 2 November 2022.
Pengaruh kebijakan ASO menjadi sentimen negatif bagi saham MNCN karena dikuatirkan akan berdampak signifikan pada pendapatan iklan yang biasanya sangat tergantung dari tv analog.
Kekuatiran tersebut memang terbukti benar. MNCN mengalami penurunan pendapatan yang cukup signifikan. Penurunan terjadi karena pendapatan iklan dari 4 stasiun televisi Free to Air (RCTI, MNC TV, GTV, iNews) menurun drastis.
Pendapatan iklan dari 4 stasiun tv 3 tahun terakhir :
2021 : 7.18 trilyun
2022 : 5.29 trilyun
2023 : 4.53 trilyun
Penurunan pendapatan diatas memang diimbangi kenaikan pendapatan iklan digital. Tapi jumlahnya tidak sebanding dengan penurunan pendapatan iklan 4 stasiun tv. Secara umum, pendapatan total MNCN mengalami penurunan dalam 3 tahun terakhir.
Total pendapatan MNCN 3 tahun terakhir :
2021 : 10.76 trilyun
2022 : 10.14 trilyun
2023 : 8.94 trilyun
PR bagi MNCN saat ini adalah menaikkan pendapatan iklan digital guna mengimbangi penurunan pendapatan iklan non digital.
Rencana Merger MNCN dan BMTR Yang Selalu Tertunda
Dalam RUPS bulan Juli 2022, Hary Tanoe melemparkan rencana menggabungkan MNCN dan BMTR. Beliau mengatakan harga saham yang selalu sideway menjadi alasan utama merger.
Merger ditargetkan akan selesai tahun 2023. Kenyataannya sampai saat ini merger belum terlaksana. Alasan yang sering dipakai adalah masih melakukan restrukturisasi internal.
Rencana merger yang tidak kunjung terealisasi justru membuat kepercayaan investor semakin rendah.
Pemegang Saham Pengendali Sering Jual Beli Saham MNCN
Pemegang saham pengendali MNCN adalah BMTR (PT Global Mediacom Tbk). Anehnya, BMTR sering melakukan transaksi jual beli saham MNCN dalam jumlah kecil. Penulis mencatat BMTR rajin melakukan jual beli saham MNCN di tahun 2024. Lebih sering menjual daripada membeli. Kelakuan BMTR juga terjadi di tahun 2020 ketika krisis Covid.
Di kalangan investor ritel, kelakuan jual beli oleh BMTR sudah dianggap menjadi trendmark negatif. Kelakuan MNC Group memang begitu, ujar mereka. Investor ritel menyebut istilah “dikarungin” untuk menggambarkan fenomena ini.
Penulis juga kadang bertanya-tanya. Untuk apa perusahaan bernilai puluhan trilyun melakukan transaksi kecil yang dianggap negatif oleh publik.
Selain jual beli saham milik grup sendiri, emiten yang terafiliasi Hary Tanoesoedibyo juga dicap negatif oleh investor retail karena kerap melakukan right issue untuk memperoleh modal.
Potensi Kenaikan Harga Saham
Saham MNCN berpotensi menjadi saham turn around jika mampu mengerem penurunan pendapatan iklan non digital dan menaikkan pendapatan iklan digital. Hal ini tentu saja harus dibarengi penghentian aksi jual saham MNCN oleh BMTR.
Resiko Penurunan Harga Saham Lebih Lanjut
Saham MNCN juga berpotensi untuk terus mengalami penurunan. Hal ini terjadi kalau BMTR terus mengintervensi pasar dengan menjual saham MNCN. Selain intervensi jual beli saham, aksi korporasi lain yang perlu diwaspadai adalah right issue. Aksi right issue cenderung akan membuat harga saham grup MNC turun.
Sisi positifnya, menurut pandangan penulis, potensi penurunan MNCN cukup terbatas. Hal ini karena 2 hal :
1. PBV MNCN sudah sangat rendah
2. Penurunan pendapatan iklan non digital tahun 2024 tidak setajam di tahun 2023.
Beli Atau Tidak
Dari paparan diatas, penulis yakin pembaca memiliki pandangan masing-masing. Pertimbangkan tingkat potensi dan resikonya. Ambil keputusan sesuai karakter pembaca sendiri.