LPPS Dengan Tiga Aset Utama Yang Simpel dan Menggiurkan

Sebagian besar investor pasti sudah mengenal sepak terjang grup Lippo di Bursa Efek Indonesia dengan berbagai emiten yang dimilikinya. Mulai dari emiten properti, retail, teknologi, sampai beberapa emiten lembaga keuangan. Salah satu emiten yang menarik perhatian saya adalah LPPS.

Sejarah LPPS

LPPS memiliki sejarah panjang di pasar modal Indonesia. Emiten ini berdiri pada 20 Juni 1989, pada awalnya bernama PT Lippin Securities. Perusahaan bergerak dalam bidang sekuritas. Tanggal 6 Desember 1990, nama perusahaan diganti dengan PT Lippo Securities. Penyematan nama Lippo yang ikonik menandakan bahwa perusahaan dikendalikan penuh oleh pendiri Lippo, Mochtar Riady. Tahun 1994, PT Lippo Securities melakukan IPO di pasar modal.

Selama 30 tahun berikutnya, LPPS eksis sebagai salah satu emiten sekuritas di bursa. Lalu di tahun 2020, manajemen Grup Lippo membuat satu keputusan penting yang mengubah arah perusahaan.

Awal tahun 2020, Grup Lippo memutuskan untuk menutup usaha sekuritasnya. Ijin sebagai perusahaan efek akan dikembalikan kepada OJK. LPPS akan ditransformasikan menjadi perusahaan dengan bidang usaha yang berbeda.

Tanggal 2 September 2020, Grup Lippo resmi merubah nama perusahaan dari PT.Lippo Securities Tbk menjadi PT Lenox Pasifik Investama. Bidang usaha berubah dari perusahaan sekuritas menjadi perusahaan holding dan investasi.

Bidang Usaha LPPS

Saat tulisan ini dibuat, berdasarkan laporan keuangan terakhir tahun 2025 kuartal 2, LPPS memiliki 2 jenis usaha:
1. Perusahaan memiliki saham di PT Cipta Dana Capital dengan proporsi 49,19%
2. Perusahaan membeli efek ekuitas dan reksa dana dengan kas yang dimiliki

PT Ciptadana Capital adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa keuangan. Mulai dari sekuritas, manajemen aset, investasi, dan multifinance. Bidang usaha utama mereka adalah manajemen aset dan investasi. Ciptadana Capital mengelola dana sendiri dan dana klien untuk diinvestasikan ke berbagai instrumen investasi seperti saham, reksa dana, obligasi, dan yang lainnya.

Pemegang Saham

Sejak tahun 2017 hingga saat ini, pemegang saham LPPS hanya ada 2 pihak :
1. PT Inti Anugerah Pratama sebesar 67,52%
2. Publik sebesar 32,48%

Selama 8 tahun terakhir, tidak ada perubahan komposisi pemegang saham yang signifikan. Ini menandakan kestabilan dalam hal kepemilikan dan pengelolaan.

Selain PT Inti Anugerah Pratama, tidak ada pemegang saham lain dengan porsi diatas 5%.

PT Inti Anugerah Pratama adalah perusahaan yang dimiliki dan dikendalikan sepenuhnya oleh Grup Lippo. Selain LPPS, perusahaan ini juga memiliki saham di beberapa emiten Grup Lippo lainnya dengan rincian sebagai berikut :
1. LPLI (PT Star Pacififc Tbk) dengan proporsi 50,60%
2. MLPL (PT Multipolar Tbk) dengan proporsi 42,03%
3. LPKR (PT Lippo Karawaci Tbk) dengan proporsi 26,62%
4. LPGI (PT Lippo General Insurance Tbk) dengan proporsi 23%
5. NOBU (PT Bank Nationalnobu Tbk) dengan proporsi 8,02%

Aset Yang Dimiliki

Dari laporan keuangan terakhir tahun 2025 kuartal 2, secara umum LPPS memiliki 3 aset utama :
1. Saham di PT Ciptadana Capital senilai 721 milyar
2. Portofolio saham dan reksa dana senilai 147 milyar
3. Deposito berjangka senilai 73 milyar

Total ketiga aset diatas sebanyak 941 milyar rupiah. Dalam laporan keuangan terakhir, LPPS memiliki total aset sebanyak 943 milyar rupiah. Jadi nilai aset diluar ketiga aset diatas hanya 2 milyar. Nilainya kecil sehingga dapat diabaikan. Dapat dikatakan bahwa LPPS hanya berisi 3 hal : saham di Ciptadana Capital, portofolio saham plus reksa dana, serta deposito berjangka.

Beban Hutang

Dalam laporan keuangan terakhir tahun 2025 kuartal 2, hutang LPPS seluruhnya berjumlah 626 juta rupiah. Terdiri dari utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, dan liabilitas imbalan paska kerja.

Total hutang perusahaan sangat kecil dibandingkan aset yang dimiliki. Dengan bunga deposito berjangka saja sudah bisa melunasi seluruh hutang LPPS.

Keberlanjutan Usaha

Komponen terbesar aset LPPS adalah kepemilikan saham di Ciptadana Capital. Jumlahnya mencapai 76,5% dari seluruh aset yang dimiliki. Dapat dikatakan bahwa kelangsungan LPPS bergantung pada kinerja Ciptadana Capital.

Saya mencoba menelusuri kinerja Ciptadana Capital melalui perkembangan nilai saham LPPS di Ciptadana Capital dari tahun ke tahun. Ini datanya :
2020 : 802 milyar
2021 : 872 milyar
2022 : 782 milyar
2023 : 777 milyar
2024 : 733 milyar
Dari data diatas, terlihat bahwa nilai saham LPPS di Ciptadana Capital akhir tahun 2024 mengalami penurunan sebesar 8,6% dari tahun 2020.

Walaupun mengalami penurunan, saya menganggap keberlanjutan usaha LPPS cukup baik. Penurunan tidak terlalu dalam dan Ciptadana Capital masih eksis di industri investasi Indonesia.

Isi Ciptadana Capital

Besarnya proporsi aset di Ciptadana Capital memunculkan satu pertanyaan, bagaimana isi dari Ciptadana Capital. Apa saja saham, reksadana, dan instrumen keuangan lain yang mereka miliki. Mengapa kinerjanya terus menurun sejak 2020. Jika pertanyaan ini bisa terjawab, kita bisa menilai kualitas Ciptadana Capital. Sayangnya tidak.

Saya berusaha mencari laporan keuangan Ciptadana Capital, tapi belum berhasil. Ciptadana Capital adalah perusahaan tertutup, jadi tidak mempublikasikan laporan keuangan.

Ketiadaan data Ciptadana Capital menjadi salah satu kelemahan terbesar dari LPPS. Kita hanya bisa menunggu laporan keuangan dari LPPS untuk melihat apakah kinerja Ciptadana Capital membaik atau memburuk.

Histori Nilai Buku

Saya mencoba melihat histori nilai buku untuk melihat perkembangan aset LPPS. Ini datanya :
2020 : 423
2021 : 469
2022 : 383
2023 : 392
2024 : 335
Kalau kita lihat data diatas, nilai aset LPPS berfluktuasi dari tahun ke tahun. Fluktuasi ini dipengaruhi oleh 2 faktor :
1. Nilai saham LPPS di Ciptadana Capital
2. Kinerja saham dan reksadana yang dibeli oleh LPPS

Jika dua faktor diatas mengalami kenaikan, maka nilai buku LPPS akan naik signifikan. Ini terjadi pada tahun 2021. Sebaliknya, jika dua faktor diatas mengalami penurunan, maka nilai buku LPPS akan turun signifikan. Ini terjadi pada tahun 2022 dan 2024. Jika yang satu naik dan yang lain turun, maka akan ada penurunan sedikit atau kenaikan sedikit, seperti yang terjadi di tahun 2023.

Histori Harga Saham

Harga saham LPPS dari tahun 2020 sampai Juli 2025 bergerak di rentang Rp50 – Rp140 dengan rincian sebaran per tahun sebagai berikut :
2020 : 76 – 95
2021 : 75 – 140
2022 : 76 – 114
2023 : 60 – 94
2024 : 50 – 113
2025 : 50 – 68

Sejak tahun 2024, LPPS beberapa kali menyentuh harga Rp50, harga terendah yang diijinkan otoritas bursa untuk emiten ini. Tidak mungkin turun lagi di bawah itu. Ini bisa jadi margin pengaman yang baik jika kita bisa membeli di kisaran harga bawah Rp50.

Histori PBV

Ini histori PBV untuk LPPS sejak tahun 2020.
2020 : 0,19 – 0,25
2021 : 0,19 – 0,33
2022 : 0,20 – 0,23
2023 : 0,16 – 0,25
2024 : 0,13 – 0,31
2025 : 0,15 – 0,20

Kalau kita lihat data diatas dan dihubungkan dengan histori harga saham, ketika harga saham LPPS mencapai Rp50 di tahun 2024 dan 2025, PBV nya hanya 0,13 dan 0,15. Artinya kita hanya membayar 15% dari nilai buku LPPS.

Kelebihan dan Kelemahan LPPS

Dengan berbagai fakta diatas, kita dapat melihat bahwa LPPS memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.

Saya melihat paling tidak ada 3 kelebihan dan 1 kelemahan utama yang dimiliki LPPS :

Pertama, harga saham LPPS saat ini sedang turun dan ada di kisaran Rp53-Rp55. Di harga ini valuasi PBV LPPS ada di angka 0,15. Histori harga saham dari tahun 2020 menyatakan bahwa harga saham tertinggi setiap tahun selalu diatas Rp90. Sedangkan PBV tertinggi setiap tahun selalu diatas 0,20. Jika histori ini berulang, ada potensi profit yang cukup besar dalam waktu 1-2 tahun ke depan.

Kedua, aset LPPS cukup sederhana untuk dimengerti. Hanya memiliki 3 jenis aset saja : Ciptadana Capital, portofolio saham, dan deposito berjangka. Jadi, kita tidak begitu sulit mengikuti perkembangan kinerja LPPS.

Ketiga, hutang LPPS sangat kecil. Resiko gagal bayar hutang dan resiko kebangkrutan hampir tidak ada.

Sedangkan kelemahan utama LPPS adalah tidak tersedianya informasi yang cukup mengenai kinerja Ciptadana Capital. Investor hanya bisa menunggu laporan keuangan LPPS untuk mengetahui perkembangan nilai saham di Ciptadana Capital. Ada potensi keterlambatan mendapatkan informasi jika Ciptadana Capital mengalami masalah kinerja.

Waktu Yang Tepat Untuk Membeli Saham dan Menjualnya

Kalau investor ingin membeli saham LPPS, kapan waktu yang tepat untuk membeli. Menilik histori harga saham LPPS, waktu yang tepat untuk membeli tentu saja ketika harga saham ada di level terendah Rp50. Namun, jika harga sulit menyentuh Rp50, kita bisa membeli sedikit diatasnya. Saya beranggapan saham bisa dibeli di kisaran harga Rp50-Rp55.

Jika sudah membeli saham LPPS, waktu yang tepat untuk menjualnya bergantung kepada ekspektasi masing-masing investor. Jika investor puas dengan keuntungan 15%-20%, saham bisa dijual di kisaran harga Rp60-Rp65. Histori harga saham menyatakan bahwa harga jual ini bisa dicapai dalam hitungan 1-2 bulan. Jika investor menginginkan keuntungan 2 kali lipat, bisa dicapai dalam waktu 1-2 tahun. Perlu dicatat bahwa dalam jangka pendek, harga saham akan berfluktuasi dan bisa kembali ke level dibawah Rp55. Namun, dalam jangka waktu 1-2 tahun, menurut histori harga akan naik ke kisaran Rp100.

Jangan lupa selama menunggu harga saham naik kita harus memantau kinerja Ciptadana Capital melalui rilis laporan keuangan LPPS. Selama nilai saham di Ciptadana Capital baik-baik saja, tetap pegang saham LPPS sampai target harga jual tercapai.

Copyright © 2025 Heri Danu