Saham Mustika Ratu (MRAT) : Penyebab Penurunan Harga Saham, Potensi Profit, dan Resiko Yang Menyertai

Mustika Ratu dikenal sejak tahun 80-an. Merek yang sangat familiar di Indonesia. Bertahun-tahun menyabet berbagai penghargaan sebagai top brand. Sayangnya, saham Mustika Ratu akhir-akhir ini sedang tidak baik-baik saja.

Bulan November 2022 harga saham Mustika Ratu ada di level Rp950. Satu tahun berikutnya, di Bulan Desember 2023, harga saham turun signifikan ke level Rp362. Bulan Desember 2024, harga saham kembali turun ke level Rp296. Di tahun 2025, harga saham melanjutkan tren penurunan hingga ke level Rp200 di bulan April.

Apa yang menyebabkan penurunan saham Mustika Ratu sampai sedalam itu? Saya tertarik untuk mengetahui jawabannya. Mungkin saja, dibalik penurunan harga saham, ada peluang emas untuk mendapatkan keuntungan investasi yang besar.

Saat tulisan ini dibuat di bulan September 2025, harga saham sedikit naik ke Rp230. Apakah saham Mustika Ratu akan rebound atau akan melanjutkan tren penurunan. Jika rebound, akan ke harga berapa saham Mustika Ratu berdasarkan data historisnya. Jika melanjutkan tren penurunan, sampai sedalam apa pasar akan bereaksi.

Saya melakukan riset fundamental sederhana dari berbagai sisi. Mulai dari sejarah perusahaan, bidang usaha, pemegang saham, aset berharga yang dimiliki, hutang apa saja yang ditanggung perusahaan. Apakah ada resiko gagal bayar hutang seperti beberapa perusahaan terbuka lain yang sudah dinyatakan bangkrut. Bagaimana angka penjualan selama 10 tahun terakhir, apakah usahanya masih bisa bertahan atau menuju kepunahan. Saya juga melakukan analisa sederhana terhadap data historis harga saham dan PBV untuk mengetahui mood pasar terhadap saham ini.

Sejarah Perusahaan & Kepemimpinan

Mustika Ratu didirikan tahun 1978 oleh Mooryati Soedibyo. Tahun 1995, Mustika Ratu melakukan IPO di pasar modal dengan kode MRAT.

Mooryati Soedibyo adalah cucu dari Pakubuwana X, raja Kasunanan Surakarta. Sejak tahun 1978 sampai dengan 2011, Mooryati Soedibyo menjadi lokomotif perkembangan Mustika Ratu hingga perusahaan berkembang menjadi salah satu pemimpin pasar.

Mooryati Soedibyo memiliki 5 orang anak :
1. Djoko Ramiadji
2. Putri Kus Wisnu Wardani
3. Dewi Nurhandayani
4. Haryo Tedjo Baskoro
5. Yulita Warastuti

Tahun 2011 Mooryati Soedibyo memberikan tongkat estafet kepemimpinan kepada anak ke-2, Putri Kus Wisnu Wardani, sebagai presiden direktur. Tahun 2019, Putri Kus Wisnu Wardani mengundurkan diri sebagai presiden direktur karena diangkat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden di masa kepemimpinan Joko Widodo. Selanjutnya, keluarga Mooryati Soedibyo mengangkat Bingar Egidius Situmorang sebagai presiden direktur. Bingar Egidius Situmorang adalah seorang profesional dengan rekam jejak yang mumpuni. Dia berhasil memimpin Samsung Retail di Indonesia hingga menjadi pemimpin pasar.

Walaupun posisi presiden direktur dipegang oleh profesional, keluarga Mooryati Soedibyo masih mengendalikan perusahaan sepenuhnya. Saat ini, 2 anak Mooryati Soedibyo duduk di dewan komisaris dan 2 cucu duduk di dewan direktur. Mereka adalah :
1. Djoko Ramiadji (anak pertama) sebagai presiden komisaris
2. Haryo Tedjo Baskoro (anak kedua) sebagai komisaris
3. Jodi Andrea Suryokusumo sebagai direktur keuangan, SDM, dan korporasi
4. Kusuma Ida Anjani sebagai direktur pengembangan bisnis dan inovasi

Munculnya 2 cucu Mooryati Soedibyo di dewan direksi menandakan bahwa kepemimpinan Mustika Ratu mulai diserahkan ke generasi ketiga.

Bulan April 2024, Mooryati Soedibyo meninggal dunia.

Bidang Usaha

Mustika Ratu bergerak dalam industri kecantikan dan kesehatan tradisional. Perusahaan memanfaatkan kekayaan alam dan budaya Indonesia untuk menghasilkan produk kecantikan dan kesehatan yang bermutu tinggi. Hal ini menjadi jiwa perusahaan sejak awal berdiri. Mooryati Soedibyo memulai Mustika Ratu dengan memanfaatkan pengetahuan yang didapat dari lingkungan kraton Kasunanan Solo.

Saat ini bisnis perusahaan terbagi menjadi 4 lini :
1. Perawatan diri
2. Kosmetik
3. Jamu dan minuman kesehatan
4. Produk kesehatan

Berikut sumbangsih 4 lini bisnis berdasarkan proporsi pendapatan tahun 2024 :
1. Perawatan diri (74%)
2. Kosmetik (13%)
3. Jamu dan minuman kesehatan (12%)
4. Produk kesehatan (1%)

Pemegang Saham

Pemegang saham MRAT saat ini berdasarkan laporan keuangan MRAT tahun 2025 kuartal 2 :
1. PT Mustika Ratu Investama (71,26%)
2. Faadil Irshad Nasution (5,28%)
3. Masyarakat (23,46%)

PT Mustika Ratu Investama dimiliki oleh keluarga besar Mooryati Soedibyo, menjadi perusahaan induk dan pemegang saham pengendali MRAT.

Faadil Irshad Nasution adalah investor individu yang memiliki porsi saham lebih dari 5%. Ada 1 hal yang menarik tentang investor ini yang akan dibahas secara khusus.

Faadil Irshad Nasution

Nama Faadil Irshad Nasution mulai muncul di laporan keuangan MRAT tahun 2021. Namanya muncul karena memiliki lebih dari 5% saham MRAT. Sampai dengan awal Agustus 2025, Faadil Irshad Nasution memiliki 22,5 juta lembar saham MRAT. Namun, di awal September 2025, kepemilikan saham menurun hingga tinggal 13,3 juta lembar saham. Ini berarti, selama bulan Agustus 2025, ada 9,2 juta lembar saham yang dijual.

Saya menduga penjualan besar-besaran yang dilakukan Faadil Irshad Nasution menjadi penyebab utama harga saham turun signifikan di bulan Agustus 2025. Bulan Juli 2025, harga saham MRAT masih diatas Rp278. Namun, di bulan September, harganya merosot sampai Rp214.

Aset Yang Dimiliki

Dari laporan keuangan MRAT tahun 2025 kuartal 2, perusahaan memiliki aset total senilai 817 milyar rupiah. Seperti layaknya perusahaan produksi, aset sebesar itu terdiri dari aset tetap berupa kantor dan pabrik beserta seluruh isinya, persediaan, piutang, serta kas dan setara kas.

Saya mencoba menelisik lebih jauh aset yang dimiliki MRAT dan menemukan hal menarik. Ada 2 aset yang dapat dikatakan sangat berkualitas, yang terdiri dari :
1. Aset tanah senilai 207 milyar
2. Deposito berjangka senilai 113 milyar

Aset tanah berupa beberapa bidang tanah yang berdiri pabrik dan kantor di atasnya. Tidak disebutkan secara rinci lokasi tanah ada dimana saja. Tapi penulis menemukan di laporan keuangan, tanah ini sebagian berlokasi di Jl Gatot Subroto Jakarta, Ciracas Jakarta, Semarang, Medan, dan Bandung. Satu bidang tanah tercatat sebagai investasi dan tidak ada bangunan diatasnya, berlokasi di Jonggol dengan luas tanah 99.500 m2.

Deposito berjangka diletakkan di BRI. Dana yang dimasukkan ke instrumen deposito adalah dana sisa hasil penjualan tanah senilai 199 milyar rupiah di tahun 2022.

Total ada 320 milyar rupiah dari 2 aset diatas, atau ekuivalen dengan 39% dari total aset. Dua aset ini sangat berharga. Deposito dapat menjadi penolong jika perusahaan mengalami kesulitan likuiditas. Jika deposito belum cukup untuk mengatasi kesulitan, aset tanah dapat digunakan. Baik sebagai jaminan untuk mendapat pinjaman pihak ketiga, maupun dijual untuk mendapat dana segar. Seperti yang terjadi tahun 2022, perusahaan menjual salah satu aset tanahnya. Perusahaan mendapat dana segar yang dibutuhkan, bahkan ada sisanya yang dimasukkan ke instrumen deposito berjangka.

Beban Hutang

Hutang MRAT seluruhnya berjumlah 243 milyar rupiah. Terdiri dari berbagai jenis hutang. Mari kita melihat 3 jenis hutang terbesar, yang terdiri dari :
1. Hutang bank senilai 128 milyar rupiah
2. Utang pajak senilai 59 milyar rupiah
3. Utang usaha senilai 16 milyar rupiah
Tiga jenis hutang diatas berjumlah 203 milyar rupiah, atau setara dengan 84% total hutang MRAT.

Pertanyaannya adalah apakah MRAT memiliki kesanggupan untuk membayar hutang ini.

Hutang perusahaan yang paling besar dan beresiko tinggi adalah hutang bank. Saya beranggapan hutang bank dapat dilunasi dengan mudah karena perusahaan memiliki deposito berjangka senilai 113 milyar rupiah. Jadi, tingkat resiko gagal bayar hutang MRAT cukup kecil.

Keberlanjutan Usaha

Turunnya harga saham MRAT mencerminkan kekuatiran pasar akan prospek perusahaan ke depan. Dalam takaran ekstrim, pasar meragukan apakah perusahaan akan tetap eksis di masa depan. Saya mencoba melihat keraguan pasar ini dengan menelusuri pendapatan perusahaan selama 15 tahun terakhir.

Histori pendapatan MRAT selama 15 tahun terakhir :
2010 : 369 milyar
2011 : 406 milyar
2012 : 458 milyar
2013 : 358 milyar
2014 : 434 milyar
2015 : 428 milyar
2016 : 344 milyar
2017 : 345 milyar
2018 : 300 milyar
2019 : 305 milyar
2020 : 318 milyar
2021 : 327 milyar
2022 : 285 milyar
2023 : 300 milyar
2024 : 333 milyar

Kalau dilihat data diatas, memang ada penurunan yang signifikan dari tahun ke tahun. Menurut riset penulis, penurunan pendapatan dalam kurun waktu 15 tahun terakhir disebabkan oleh 2 hal :
1. Sejak tahun 2013, pasar Indonesia mulai dibanjiri produk perawatan diri dari Cina. Dengan harga yang lebih murah, produk Cina perlahan mulai mengambil pangsa pasar dari para produsen dalam negeri.
2. Era pandemi Covid membuat pasar online tumbuh subur, termasuk pasar produk perawatan diri. Produsen berskala kecil yang tadinya sulit memasarkan produk kini memiliki media pemasaran yang efektif. Pemain-pemain baru berskala UMKM pun menjamur dan berkembang dengan pesat. Kehadiran banyak pemain baru dan bergesernya pasar ke media online membuat pangsa pasar Mustika Ratu kian mengecil. Puncaknya di tahun 2022 pendapatan perusahaan ada di rekor terendah.

Paska tahun 2022, perusahaan sadar dengan posisinya yang terancam. Langkah strategis dirumuskan. Ada 2 langkah yang diputuskan :
1. Perusahaan akan serius menggarap pasar online
2. Perusahaan akan memperluas pasar dengan mengekspor produk ke banyak negara

Untuk membiayai langkah strategis tersebut, perusahaan menjual 1 aset tanah yang dimiliki senilai 199 milyar rupiah. Sampai saat ini dana penjualan tanah belum terpakai semua. Sisa dana 113 milyar diletakkan di instrumen deposito berjangka.

Penjualan online tahun 2023 dan 2024 menunjukkan peningkatan yang signifikan, terutama dari platform penjualan online populer seperti Shopee. Demikian juga dengan strategi melebarkan sayap pemasaran ke luar negeri. Saat ini perusahaan sudah memasarkan produk ke 42 negara. Salah satu kesepakatan penting perusahaan adalah menjalin kerjasama dengan Sugi Holdings dari Jepang. Sugi Holdings adalah perusahaan farmasi yang memiliki jaringan ritel terkemuka dan populer di Jepang.

Walaupun perusahaan mengalami tantangan persaingan yang sengit, penulis berpandangan perusahaan memiliki kemampuan untuk bertahan dan mungkin bisa mengembalikan pangsa pasar diatas 400 milyar rupiah.

Histori Nilai Buku

Histori nilai buku berguna untuk melihat perkembangan aset bersih MRAT dari waktu ke waktu.

Berikut histori nilai buku MRAT selama 15 tahun terakhir :
2010 : 789
2011 : 837
2012 : 902
2013 : 883
2014 : 897
2015 : 881
2016 : 862
2017 : 857
2018 : 860
2019 : 861
2020 : 800
2021 : 802
2022 : 961
2023 : 939
2024 : 1340

Dari data diatas, kita dapat melihat bahwa selama 15 tahun terakhir, nilai buku MRAT mengalami 2 kali periode penurunan lalu diikuti dengan 2 kali kenaikan signifikan.

Tahun 2013-2017 nilai buku menurun karena serbuan produk dari Cina. Tahun 2020-2021 nilai buku menurun karena terdampak pandemi.

Tahun 2022 nilai buku meningkat signifikan karena perusahaan menjual aset tanah diatas nilai di laporan keuangan. Tahun 2024 nilai buku meningkat signifikan karena perusahaan melakukan revaluasi nilai aset tanah. Nilai tanah paska revaluasi aset mengalami kenaikan sebesar 213 milyar rupiah.

Secara umum, nilai buku akhir tahun 2024 mengalami kenaikan sebesar 70% jika dibandingkan nilai buku tahun 2010. Kenaikan disebabkan karena penjualan aset tanah dan revaluasi nilai aset tanah yang masih dimiliki.

Histori Harga Saham

Berikut histori harga saham MRAT selama 15 tahun terakhir :
2010 : 350 – 700
2011 : 420 – 720
2012 : 475 – 750
2013 : 460 – 670
2014 : 341 – 500
2015 : 180 – 356
2016 : 187 – 254
2017 : 159 – 280
2018 : 170 – 216
2019 : 147 – 210
2020 : 107 – 180
2021 : 148 – 505
2022 : 172 – 950
2023 : 354 – 890
2024 : 296 – 650
2025 : 200 – 334

Dari data diatas terlihat bahwa pada awalnya harga saham ada di kisaran Rp400-Rp700, lalu turun ke level Rp200 karena serbuan produk Cina, dan turun kembali ke level Rp107 karena krisis Covid. Tahun 2022 harga saham naik kembali karena penjualan tanah sampai dengan level Rp950, lalu turun lagi. Saat ini harga saham ada di level Rp200-Rp250.

Histori PBV

Berikut histori PBV dari MRAT selama 15 tahun terakhir :
2010 : 0,46 – 0,92
2011 : 0,51 – 0,89
2012 : 0,55 – 0,93
2013 : 0.50 – 0,74
2014 : 0,38 – 0,55
2015 : 0,20 – 0,39
2016 : 0,22 – 0,29
2017 : 0,18 – 0,32
2018 : 0,20 – 0,25
2019 : 0,17 – 0,24
2020 : 0,12 – 0,21
2021 : 0,17 – 0,63
2022 : 0,21 – 1,22
2023 : 0,37 – 1,17
2024 : 0,32 – 0,69
2025 : 0,16 – 0,25

Dari data histori diatas, terlihat bahwa dalam kondisi normal PBV MRAT paling rendah berada di level 0,17. Dalam kondisi krisis, PBV MRAT paling rendah di level 0,12 yang terjadi ketika krisis Covid. Sedangkan PBV tertinggi dalam kurun waktu 15 tahun ada di kisaran 0,90 – 1,20.

Rentang PBV yang lebar antara PBV terendah dan PBV tertinggi memberikan peluang profit dengan tingkat margin yang besar.

Kelebihan dan Kelemahan Saham MRAT

Dengan berbagai data diatas, kita dapat mengetahui bahwa MRAT memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.

Saya mencatat 3 kelebihan MRAT :
1. Harga saham MRAT saat ini berada di kisaran level PBV terendah dalam kondisi normal. PBV yang rendah disebabkan oleh aksi jual terus menerus oleh investor retail yang bernama Faadil Irshad Nasution.
2. Mustika Ratu memiliki 2 aset yang berharga. Deposito berjangka senilai 113 milyar rupiah dan aset tanah senilai 207 milyar rupiah.
3. Kemungkinan gagal bayar hutang relatif minim. Hutang terbesar perusahaan berupa hutang bank senilai 128 milyar rupiah. Hutang ini dapat ditutup oleh deposito yang dimiliki.

MRAT memiliki 1 kelemahan utama :
Faadil Irshad Nasution sampai saat ini masih terus menjual saham. Harga saham akan tetap dalam tren penurunan selama penjualan masih berlangsung.

Waktu Yang Tepat Untuk Membeli Saham dan Menjual Saham

Saat ini kondisi perekonomian secara umum dalam kondisi normal, tidak dalam kondisi krisis seperti tahun 2008 atau 2020. Dengan demikian, berdasarkan data historis, waktu yang tepat untuk membeli adalah ketika PBV ada di kisaran 0,17. Kita dapat membeli saham MRAT di rentang harga Rp200 – Rp230.

Waktu yang tepat untuk menjual bergantung pada target profit dan horison investasi masing-masing investor. Jika kita berharap keuntungan jangka pendek saja, saham MRAT dapat dijual di kisaran harga Rp300. Tingkat keuntungan yang diperoleh berkisar 30% – 50%. Kemungkinan akan didapat dalam waktu singkat setelah Faadil Irshad Nasution selesai menjual saham. Jika berharap keuntungan minimal 2 kali lipat, kemungkinan dapat diperoleh dalam waktu 1-2 tahun ke depan.

Selama menunggu keuntungan tercapai, jangan lupa untuk terus memantau 2 hal :
1. Apakah Faadil Irshad Nasution masih menjual saham
2. Perkembangan pendapatan Mustika Ratu. Jika pendapatan naik menjadi diatas 400 milyar, akan berpotensi menaikkan harga saham secara signifikan. Jika pendapatan turun menjadi di bawah 300 milyar, akan menurunkan harga saham secara signifikan.

Copyright © 2025 Heri Danu