Ketika terjadi penurunan signifikan di pasar modal Indonesia pada tahun 2015, INKP (Indah Kiat Pulp & Paper .Tbk) juga terkena imbasnya. Padahal penurunan saat itu terjadi karena krisis industri batubara, tapi emiten ini yang notabene bergerak di industri kertas juga mengalami penurunan harga saham yang lumayan banyak.
Kalau dipikir-pikir, tidak logis kan. Tapi begitulah pasar modal, terkadang logika tidak sejalan dengan pergerakan harga saham.
INKP yang harga sahamnya berada di kisaran Rp. 1.500 – Rp. 2.000, turun hingga Rp. 720 per lembar saham.
Mari kita lihat kondisi INKP ketika harganya hanya Rp. 720
PBV (Price to Book Value) Tahun 2015
Tahun 2015, nilai buku INKP sebesar 6.613. Jadi ketika harga saham Rp. 720, PBV INKP ada di angka 0,11. PBV nya Rendah sekali. Nilai PBV serendah ini jarang ditemui untuk perusahaan besar seperti INKP. Biasanya hanya terjadi ketika krisis melanda bursa saham.
ROE / Laba Bersih Tahun 2015
ROE tahun 2015 sebesar 8.49%. Sementara untuk tahun 2014 sebesar 5.24%. Terlihat bahwa sebenarnya laba bersih tahun 2015 meningkat dibandingkan tahun 2014. Tapi kenapa harga sahamnya malah turun separuh? Krisis pasar modal menjadi penyebabnya.
Kondisi Hutang Perusahaan
Hutang jangka pendek perusahaan sebesar 1,5 juta dolar, sementara aset lancarnya sebesar 2 juta dolar. Jadi risiko gagal bayar hutang/PKPU/pailit dalam waktu dekat tidak terlalu besar.
Dengan melihat kondisi PBV, ROE, dan hutang, seharusnya investor tidak perlu ragu untuk membeli INKP di harga Rp. 720. Beli saja, tunggu sampai krisis mereda, nanti sahamnya akan naik lagi.
Dan memang terbuktiā¦..
Tahun 2016, ketika krisis mulai mereda, saham INKP pulih sampai harga Rp. 1.200.
PBV & ROE nya masing masing sebesar 0.19 dan 7.19%. Terlihat bukan, ketika krisis berlalu, harga sahamnya naik meskipun kinerja ROE nya turun. Ini membuktikan penurunan harga saham tahun 2015 bukan karena kinerja perusahaan, tapi karena faktor psikologis pasar saja.
Tahun 2017, ROE naik menjadi 12.84%. Karena krisis sudah lewat, kenaikan kinerja perusahaan diapresiasi pasar dengan kenaikan harga saham sampai Rp.6.000 per lembar. Di titik ini saja, investor sudah dapat keuntungan yang lumayan jika ingin merealisasikan keuntungannya. Tapi jika investor memilih menunggu apakah kenaikan kinerja INKP akan naik lagi, dia akan mendapat reward yang jauh lebih besar.
Tahun 2018, ROE ternyata naik lagi menjadi 15.6%. Nilai sahamnya pun melonjak tinggi. Sampai harga Rp. 20.700 per lembar.
Kalau seseorang membeli saham INKP sebesar 10 juta rupiah saja, maka ia bisa menjualnya di tahun 2018 sebesar 280 juta rupiah. Keuntungan yang didapat sebesar 2700%.
Dalam krisis, ada cuan besarā¦..